Ternyata bukan hanya baju saja yang setiap tahun selalu berubah mengikuti perkembangan duni fashion, sajadah pun begitu.
Bukan perkara harga sajadah yang dimaksud, melainkah model sajadah secara keseluruhan yang berubah mengikuti tren.
Jika baju adalah atribut dari berpakaian sehari-hari, maka sajadah adalah atribut dalam sholat yang selalu dibutuhkan setiap kali hendak beribadah.
Saking penting dan merakyat nya sajadah sebagai alas sholat, hampir setiap rumah pasti memilikina. Bahkan lebih dari satu.
Apalagi tempat-tempat ibadah umum.
Sajadah juga sering dijadikan sebagai souvenir/oleh-oleh pulang naik haji hingga acara seperti resepsi pernikahan, aqiqah, sunat dan lain-lain.
Banyak sekali jenis sajadah yang bisa disesuaikan dengan budget dan kebutuhan.
Daripada bingung, simak pembahasannya dibawah ini yuk.
Kriteria Sajadah Berkuaitas
Secara umum kita akan memilih menggunakan suatu barang yang membuat kita merasa nyaman. Sementara batas nyaman tiap orang belum tentu sama.
Dalam hal penggunaan sajadah, kita bisa menyamakan kriteria sajadah yang berkualitas secara umum dengan mengesampingkan kebutuhan pribadi.
Artinya, apapun bentuk dan fungsinya, sajadah bisa dikatakan berkualitas jika memiliki semua atau salah satu dari kriteria dibawah ini :
Sajadah berkualitas identik dengan ketebalan dari bahan yang digunakan. Semakin tebal, semakin berkualitas.
Namun perlu diperhatikan, dalam hal ini kita tidak bisa membandingkan ketebalan dari dua bahan yang berbeda.
Misalkan membandingkan bahan canvas dengan bahan rasfur/bulu.
Sebab keduanya memiliki karakteristik yang berbeda.
Maksud dari tebal disini adalah, dalam setiap jenis sajadah dia memiliki ukuran tebal paling banyak. Contoh, dari bahan canvas yang ketebalannya 0,5 cm maka sajadah bahan canvas berkualitas memiliki ketebalan sekitar 1 cm hingga lebih.
Semakin tebal sajadah merupakan cerminan dari jumlah material bahan yang digunakan semakin banyak. Artinya serta makin padat dan tahan lama.
Pasalnya sajadah yang tebal butuh waktu lebih lama untuk menipis/ menyusut.
Maka dari itu, ketebalan sajadah sangat penting untuk menilai kualitasnya.
Lembut
Kriteria “lembut” bagi sajadah kurang lebih sama dengan diatas, dalam hal perbandingan.
Akan tetapi, semua orang pasti sepakat lebih memilih sajadah yang lembut daripada kasar. Sedangkan perkara ketebalan bisa lebih subjektif.
Sebab sebagian orang tidak terlalu senang dengan sajadah yang terlalu tebal karena panas, tidak bisa dilipat, terlalu besar dan lain sebagainya.
Namun dari segi kelembutan, serat apapun yang dipakai oleh sajadah, akan lebih nyaman jika terasa lembut dipakai.
Lembut bukan berarti harus tebal. Namun biasanya, kedua karakter ini saling melengkapi.
Tebal tak akan nyaman jika tidak lembut, begitu pula lembut. Tidak cukup kalau tidak tebal.
Namun beberapa orang sudah merasa cukup hanya dengan sajadah yang lembut.
Setidaknya saat bersujud atau di pakai untuk duduk lama, kulit merasa nyaman.
Namun jika bahannya kasar, saat dipakai lama kulit akan terasa kasar dan cepat kapalan.
Bahan sajadah yang terkenal lembut adalah bahan rasfur atau bulu. Bahan ini bisa di sesuaikan ketebalannya.
Maka dari itu, sajadah bulu/ rasfur sangat popular dikalangan masyarakat yang ingin mendapat sensasi lembut dari sajadah.
Namun kita juga tidak bisa mengabaikan bahan sajadah lain yang bisa jadi kalah dalam hal lembut namun memiliki kelebihan lain dari segi kualitasnya
Meski begitu tak dapat dipungkiri kalau “lembut” dijadikan patokan oleh beberapa orang untuk mengidentifikasikan sajadah mahal, bagus, mewah atau berkualitas.
Warna tahan lama
Salah satu hal yang menarik dari sajadah adalah warnanya yang beragam disertai motif yang unik dan indah.
Hampir sama seperti karpet, namun sajadah lebih mudah dikreasikan mengingat ukurannya yang kecil dan penggunaannya yang lebih luas. Siapa saja bisa memakai sajadah.
Bisa dibawa kemana saja. Tanpa harus menyesuiakan dengan desain interior ruangna seperti karpet.
Hampir semua warna bisa ditemukan di sajadah, baik polos atau dengan motif.
Warna memang menjadi salah satu poin penilaian saat seseorang hendak beli sajadah.
Sayangnya, warna juga bisa jadi boomerang bagi pemakainya.
Contoh, jika tidak tepat memilih warna sajadah untuk tempat ibadah, sajadah jadi mudah kotor dan terlihat kusam.
Apalagi kalau anda tidak rajin mencucinya. Meski sajadah tidak dikenakan langsung dibadah, dan hanya dipakai sebentar saja dilantai, namun tetap harus dijaga kebersihannya.
Justru karena sajadah diletakkan di lantai yang tidak kita tahu kondisinya, lebih rentan kotor terkena debu dan kotoran.
Sajadah harus dicuci minimal dua minggu sekali. Tergantung pemakaian dan perawatan.
Sajadah berkualitas ditandai dengan warna yang solid dan tidak mudah luntur, pudar dan kusam.
Contohnya bahan sutera yang sangat baik dalam mengikat warna, sehingga warna pada bahan sutera akan lebih awet tahan lama.
Namun harga sajadah bahan sutera tentunya juga lebih mahal. Maka dari itu, ada harga yang dibayar, ada kualitas yang didapat.
Sajadah berkualitas tentu tidak akan mudah rusak dan lebih tahan lama dibanding sajadah biasa.
Penggunaan bahan material yang berkualitas dan pewarna yang kuat, membuat warna lebih mudah meresap dan tahan lama.
Hasilnya, warna terlihat lebih menarik, dan selalu terlihat baru meski sudah lama dipakai
Sejuk
Biasanya orang-orang menandai sebuah barang, terutama yang terbuat dari kain sebagai barang bagus atau tidak dari kesan yang ditimbulkan saat dipakai
Contohnya baju.
Semakin berkualitas dan bagus baju tersebut, saat dipakai pasti terasa sejuk dan nyaman,
Begitu pula sajadah. Meski setebal apapun, tapi saat dipakai panas, bukankah itu tidak nyaman?
Meski lembut saat terkena kulit, tapi panas saat diduduki dalam waktu lama pastinya tetap tidak nyaman.
Maka dari itu, kita dapat membedakan sajadah yang benar-benar berkualitas ketika ketiga hal tersebut berpadu menjadi satu.
Tebal, halus dan terasa sejuk (adem) saat dipakai.
Rasa sejuk dan dingin dari sajadah juga bisa menjadi penanda bahwa sajadah tidak mudah apek dan bau.
Meski beberapa tempat ibadah sudah dilengkapi dengan fasilitas yang maksimal untuk membaut jamaah nyaman saat sholat, namun terkadang ada saja saat dimana jamaah merasa kepanasan.
Terkadang ruangan juga terasa pengap pada saat-saat tertentu.
Itulah kenapa sajadah yang sejuk saat dipakai sangat membantu mengatasi suasana tersebut.
Berapa harga sajadah?
Menentukan range (kisaran) harga sajadah memang tidak mudah. Pasalny ada banyak sekali factor penentu yang membedakan harga jual tiap-tiap sajadah.
Bisa jadi karena bahan.
Bahan sajadah seperti rasfur, sutera, tenun, beludru dan sejenisnya pasti dihargai lebih murah dan di produksi secara khusus supaya kualitsnya tidak mengecewakan.
Namun bahan sajadah seperti canvas, katun, atau busa biasanya memiliki harga yang lebih terjangkau.
Namun tiap jenis bahan juga masih memiliki grade (tingkat) yang berbeda-beda pula. Maka dari itu sebaiknya kenali karakteristik bahan seperti apa yang anda inginkan, barulah nanti menentukan grade nya.
Sedangkan harga sajadah juga di tentukan dari bahan yang digunakan termasuk ukurannya.
Contohnya sebagai berikut :
Sajadah berukuran mini ± 35×65 cm dari bahan beludru dihargai antara 30-40 ribu. Bahan canvas atau polyester dengan ukuran yang sama tentu dibandrol dengan harga lebih murah sekitar mulai dari belasan hingga puluhan ribu.
Sajadah dari bahan polyester berukuran ± 50 x 105 cm bahkan ada yang menjaul seharga 17500 dan lebih murah lagi jika membeli dalam jumlah besar
Sedangkan untuk kelas sajadah bulu rasfur berukuran ± 65 x 115 cm dan dibuat oleh pengusaha local dihargai ± 100.000
Sedangkan sajadah bulu turkey berukuran ± 70 x112 cm dibanderol dengan harga ± 120.000.
Apalagi sajadah tebal premium mesir atau sajadah impor lainnya dari timur tengah bisa mencapai harga Rp.300.000 untuk ukuran 70×110 cm